Halloween party ideas 2015

Penulis : Muhamad Yudha Al Fikri

Negara hilang untuk sementara, media tidak berbicara lagi tentang negara sebab Presiden tengah fokus  kepada partainya untuk beberapa hari ini. Presiden memang sebagai figur yang kuat di tubuh partai demokrat. Peringatan untuk demokrat untuk saat ini ialah dimana elektabilitas partai terjun bebas ke 8,3 % yang sebelumnya 20,3%.

Menunjukan ketua umum partai tidak bisa menghandle permasalahan yang ada di demokrat hingga membuat Pak Presiden lupa akan identitasnya bahwa beliau masih seorang Presiden, mestinya beliau fokus kepada rakyat, bukan hanya fokus ke partainya saja, sangat disayangkan.

Sebenarnya itu masalah ada di Pak Anas yang masih menjabat sebagai ketua umum, kalau beliau turun dari ketua umum atau bersedia diganti oleh yang lebih baik itu akan membuat konflik diinternal partai tidak sampai membuat heboh negara, memang kalau kita lihat dari struktural dan kesolidan partai, demokrat berada di titik terbawah dalam partai  - partai yang akan besaing di 2014 nanti.

Sebab demokrat masih menjadikan figur untuk menarik konstituen dari masyarakat Indonesia. Bukan kepada kapabilitas dan kredibilitas dalam membina partai demokrat dan melakukan rekonsiliasi partai dengan kokoh.

Memang secara hukum rasionalitas bahwa partai yang bersandar kepada figur itu tidak akan pernah bertahan lama dalam dunia demokrasi di Indonesia, sebab kenapa? karena kalau bersandar terhadap figur itu tidak akan lama hidup partai itu,  hanya dua periode saja bisa menjabat Presiden sebagaimana yang terjadi kepada Pak Sby sekarang ini.

Elektabilitas yang menurun tajam, apakah salah dari ketua umum demokrat atau memang kurang perhatiannya Pak Sby ke partai demokrat?
tapi, kalau dilihat kembali dan ditelusuri, awal perpecahan partai ini ialah ketika para kader di daerah sudah tidak suka dengan sikap Pak Anas yang masih " buronan" KPK dan masuk dalam media massa tiap hari, membuat masyarakat semakin mengenal partai Demokrat yang banyak terseret kasus korupsi, padahal Pak Sby yang membuat KPK, tapi banyak dari kader - kader nya masuk dalam kandang macan ( KPK ) 

Korupsi seperti hal yang sudah lumrah kita dengar  banyak dilahirkan oleh para kader demokrat, bahkan yang membuat orang tercengang adalah ketika Andi Malarangeng ditetapkan sebagai tersangka yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Menteri olahraga, jadi wajar saja pada masa itu PSSI dan KPSI itu tidak pernah selesai masalah yang terus menerpa olahraga nasional, ya toh Menterinya pun tidak serius dalam membenahi persepakbola-an Nasional. 

Hambalang sebagai harapan rakyat Indonesia yang ingin dijadikan pusat pembinaan dan memajukan olahrga nasional dikorupsi, coba bayangkan, tempat yang diharapkan banyak melahirkan orang -orang berbakat dalam bidang olahraga malah dikorup.

Tidak bisa dimengerti kenapa para pejabat negeri ini masih miskin nasioanlisme, kadang tidak bisa difahami bahwa pemegang kebijakan di negeri ini masih terlalu naif dan  masih berani untuk terus mengumbar janji memajukan rakyat atau membela rakyat.

Maka ada harapan tanpa berujung ialah dimana negeri ini tidak akan terlepas dari kasus korupsi yang tentunya karakter pejabat negara sudah mengakar, dosa para pendahulu negeri ini membuat anak dan cucu terus mengikuti jejak para pendahulu.

Satu cara membebasan negeri ini dari kasus korupsi adalah koruptor dihukum gantung, biar semua rakyat melihat bahwa kebijakan bukan hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Kebijakan itu dibuat bukan untuk rakyat kecil saja, melainkan untuk petinggi negara juga.

Mungkinkah keadilan dalam kebijakan bisa terjadi di negeri kita, negeri yang sudah penuh dengan dosa - dosa yang terus mengalir dari pendahulu dan diteruskan oleh generasi setelahnya? Sebab semua orang sudah terjebak oleh sistem yang ada dan tidak bisa terlepas tanpa semangat yang kuat untuk merubah bangsa sambil membuka kembali sejarah para pahlawan negeri ini sebagai pemompa semangat jiwa nasionalis yang sudah memudar.

Sebab korupsi di negeri ini sudah menjadi hobi bagi para pejabat dan itu adalah pil pahit yang mesti ditelan oleh rakyat Indonesia, moga generasi di masa akan datang bisa merubah negara ini menjadi lebih baik lagi.
Amin.

Waalahu a'alam
Powered by Blogger.