Halloween party ideas 2015

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Identik kepemimpinan selama ini yang ada di negara Indonesia dan politik dunia umumnya adalah intruksi di belakang meja, maksudnya hanya menunggu laporan dari anak buah saja dan hanya menggunakan jari telunjuk  dalam segala urusannya.

Kalau seorang pemimpin, baik Gubernur atau pun Presiden masih meng-kelas-kan diri maka sangat sulit untuk memajukan daerah yang dipimpinnya. Presiden Indonesia beberapa minggu terakhir turun ke nelayan, moga ini awal bagus yang bisa dicontoh oleh semua Gubernur atau Bupati di seluruh Indonesia. 

Sebab tanpa turun ke masyarakat bagaimana bisa mencarikan solusi permasalahan yang ada. Negara Indonesia sudah terlalu lama merasakan pedihnya birokrasi sudah saatnya masuk dalam dunia down to earth.

Jadi pemimpin itu mesti ke bawah, perbanyak melihat dan mengkaji lebih dalam lagi sejarah Nabi Muhamad s.a.w. dalam memimpin. Seorang yang sangat disayangi oleh sahabatnya dan sangat disegani oleh musuh politiknya. 

Rasul lebih banyak ke bawah dibanding hanya intruksi saja, rakyat pun mengadu ke Rasul dari urusan dapur sampai urusan perang, semua ditanyakan ke Rasul. Jadi Rasul bisa menjadi tempat sandaran rakyatnya dalam memberikan solusi.

Rasul mencontohkan terlebih dahulu dengan sikap yang baik, memberikan tauladan yang baik untuk membuat satu komunitas yang baik. 
Jika pemimpin sudah disayang rakyatnya maka peradaban pun akan lahir dengan sendirinya.

Nabi adalah seorang visioner, seorang imajinatif dan seorang yang luar biasa. Satu dari sifat Nabi saja dari beberapa sifat yang dimilikinya contoh Jujur, Kalau ada pemimpin punya sifat itu saja maka rakyat akan suka, apalagi kita mengikut semua sifat Nabi yang ada, jangankan penghuni bumi, penghuni langit pun akan sangat menghormatinya. 

Yang selalu menjadi masalah adalah pemimpin di balik meja, dia hanya tahu info tentang sesuatu dari anak buahnya tanpa mengecheck apakah info itu betul atau tidak? Yang pastinya anak buah mempunyai slogan, 
" yang penting bapak senang, ".
Jadi kabar yang disampaikan ke pemimpin/ Bupati/ Gubernur/ Menteri/ Presiden itu kabar yang baik - baik saja padahal ketika dicheck dilapangan, apa yang dikatakan oleh anak buahnya itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Jadi kalau pemimpin ingin membangun peradaban, lihatlah sejarah Rasulullah.
Kalau mau menjadi pemimpin yang disayangi rakyatnya, kajilah peradaban Nabiyullah

Waallahu a'lam



Powered by Blogger.